Fakta dan Makna Menarik Dari Lukisan Edoudard Manet

Fakta dan Makna Menarik Dari Lukisan Edoudard Manet – Seniman Prancis Edoudard Manet sering di anggap menjembatani kesenjangan antara dua gerak seni paling penting di abad ke-19, Realisme dan Imprsionisme. Meskipun ia pernah menulis bahwa ia “tidak memiliki niat untuk menggulingkan metode melukis lama, atau mendiptakan yang baru”. Inovasi radikalnya dalam komposisi warna dan narasi justru melakukannya. Ia terkenal menolak kepekaan konservatif academie des Beaux-Arts, organisasi yang bertanggung jawab atas Salon paling bergengsi di Paris dengan sebagaian besar mengabaikan subjek religius atau alegoris demi penggambaran kehidupan borjuis.

1. Lunchean on the Grass, 1863

Lunchean on the Grass karya Manet memulai debutnya di Salon des Refuses, sebuah pameran karya yang telah di tolak dari Salon resmi Paris oleh panel juri konservatif. Sebuah skandal terjadi yang memicu kemarahan dan tawa dari kerumunan yang membanjiri Palais des Champs-Elyees untuk melihat lukisan itu. Bukan ketelanjangan model yang subversif. Namun Manet sangat terinspirasi oleh The Pastoral Concert karya Titian yang di cintai. Dari tahun 1509, tetapi penempatannya dalam suasana biasa-biasa saja di samping pria-pria berpakaian.

Komposisi itu di tafsirkan sebagai referensi terhadap pekerjaan seks yang tersebar luas tetapi sedikit di akui di taman-taman Prancis. Penonton modern hanya dapat berasumsi bahwa Manet bermaksud subversif, seperti yang di tulisnya dalam surat kepada penulis Antonin Proust pada tahun 1862. “Jadi mereka lebih suka aku melukis telanjang bukan? Baiklah, aku akan menulis telanjang untuk mereka”.

2. Olympia, 1863

Olympia karya manet di terima oleh Salon tahun 1865, di mana lukisan itu memicu kritik pedas. Lukisan itu menampilan seorang model yang sama dengan Luncheon on the Grass, Victorine Maurent seorang wanita telanjang berbaring di tempat tidur. Seemntara seorang pelayan melayaninya. Menggunakan Venus of Urbino karya Titian sebagai referensi. Manet melukis sejumlah detail yang emnandankan wanita itus ebagai pekerja seks seperti sandal hias, anggrek yang terselip di belakang telinganya. Seekor kucing hitam menyelinap di sepanjang tepi tempat tidur.

Baca Juga : Bulu Dinosaurus Mirip Burung Modern Ilmuwan Ungkap Faktanya !

Manet sekali lagi menghindari tradisi Renaisans tentang pencampuran halus demi sapuan kuas cepat dan pencahayaannya yang keras. Yang semakin memanusiakan subjek. Lukisan itu di anggap ofensif pada debutnya. Meskipun temannya Monet akhirnya menyakinkan kurator untuk memajangnya di Musee du Luxemborg. Namun sekarang lukian ini di miliki oleh Musee d’Orsay.

3. Adu Banteng, 1865-1866

Manet mengunjungi Spanyol pada tahub 1865 dan meskipun perjalanan itu hanya berlangsung sedikit lebih lama dari seminggu, ia meninggalkan kesan yang mendalam pada sang pelukis, yang telah lama terkesan dengan seni Spanyol abad ke-17. Adegan-adegan kehidupan Spanyol yang hidup mulai muncul dalam lukisan-lukisannya. Termasuk dengan seri adu banteng.

Yang ia gambarkan kepada temannya, Baudelaire sebagai salah satu pemandangan terindah, paling aneh dan paling mengerikan yang pernah di lihat. Dalam bullfight, ia menggambarkan momen menegangkan sebelum aksi, saat banteng dan torero berhadapan. Di samping mereka, seekor kuda yang di tanduk tergeletak tidak berdaya, ketiak di padukan dengan sapuan-sapuan berani yang membentuk kerumunan yang lapar. f

4. Balkon, 1869

Melukis pemandangan kehidupan borjus memang modis, tetapi The Balcony menentang konvensi dengan narasinya yang enigmats dan perspektifnya yang tidak biasa. Berthe Morisol, sesama Impresionis dan teman dekat Manet, duduk di latar depan. Di belakangnya adalah pelukis Jean Baptiste Antoine Guillemet dan sebelah kanan pemain biola Fanny Claus. Setengah berselubung di latar belakang adalah sosok pria lain yang tidak di kenal.